Klojen, MC – Dalam rangka memperingati HUT Kota Malang ke-104 tahun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang menggelar festival kuliner. Ratusan jenis makanan yang berasal dan berbahan lokal, tersaji di puluhan tenda yang ada di depan Balai Kota Malang, Minggu (08/04/2018).
Gelaran ini, merupakan bagian dari upaya Disbudpar bersama pihak terkait untuk mempertahankan makanan khas daerah serta melahirkan pelaku-pelaku usaha baru di dunia kuliner.
Disbudpar menggandeng Asosiasi Pengusaha Cafe dan Restoran, Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia serta Dinas Kesehatan Kota Malang dalam menyelenggarakan festival kuliner. Event dalam rangka HUT Kota Malang ke-104 tahun ini, diikuti puluhan pengusaha cafe, kuliner dan hotel.
Dari ratusan jenis makanan dan minuman khas daerah, yang menjadi unsur penilaian, menurut Kepala Disbudpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, SH.,MH adalah bahan, rasa, rupa dan tata cara penyajian.
Para peserta juga diharuskan menggunakan bahan lokal, seperti beras dan aneka umbi-umbian. Dari tenda tenda peserta pun, terlihat aneka makanan khas daerah, seperti nasi tiwul, urap-urap, minuman jahe dan lain-lain.
Ditambahkan Ida, bahwa saat ini di Kota Malang ada sekitar 1.500 pengusaha kuliner yang terdaftar dan memiliki potensi tinggi.
“Makanan khas Malang, seperti bakso dan cwie mie menjadi favorit, terutama bagi para wisatawan yang datang ke kota ini,” sebutnya.
“Namun rawon dan soto, juga tidak kalah menarik para tamu-tamu yang datang. Event seperti ini sangat penting sebagai sarana promosi dan eksistensi bagi pengusaha kuliner. Sehingga ke depan mereka bisa lebih berinovasi dan lebih maju serta berkembang dalam usahanya,” imbuh Ida.
Lebih jauh Ida mengatakan, bahwa melalui berbagai event dan perhatian serta pelatihan khusus yang digawangi Disbudpar, maka ke depan pengusaha kuliner di Kota Malang akan semakin eksis.
“Sehingga kota yang memiliki julukan kota pendidikan ini, juga berlabel kota pusat kuliner,” pungkasnya.