UMUM

Bersama-sama Tekan Penyebaran HIV dan AIDS di Kota Malang

Klojen, MC – Makin mengerikannya angka penyebaran virus HIV (Human Immunodeficiency Virus, red) dan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome, red) di Kota Malang membuat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Malang semakin serius dalam menggelar berbagai program. Diantaranya dengan mengelar evaluasi penanggulangan HIV dan AIDS di Hotel Montana, Selasa (11/03).

KPA saat menggelar evaluasi kerja, Selasa (11/03)

KPA saat menggelar evaluasi kerja, Selasa (11/03)

Adanya evaluasi ini diharapkan bisa membuat program KPA Kota Malang bisa semakin bagus ke depan demi terus menekan angka penyebaran HIV dan AIDS di Kota Malang. Terlebih dari data yang ada saat ini, dari 2800 penderita HIV/AIDS di Malang, 700 diantaranya berasal dari Kota Malang.

Sekretaris KPA Kota Malang, Dr. Nusindrati mengakui, sebanyak 30 persen dari 2800 penderita HIV/AIDS berasal dari Kota Malang dan itu adalah sebuah angka yang memprihatinkan. Tetapi itu juga harus disyukuri, sebab dengan semakin banyak diketahui angka riilnya bisa semakin mudah dicarikan jalan antisipasi.

“Adanya pertemuan ini adalah untuk bersama-sama mencari langkah terbaik untuk bisa menekan angka penyebaran HIV dan AIDS di Kota Malang agar tidak bertambah lagi,” terang Nunus, panggilan akrab Nusindrati, Selasa (11/03).

Nunus menambahkan dengan bergabungnya Dinas Kesehatan, LSM, Diskominfo, Dinas Pendidikan, PMI, Kepolisian, Dinas Sosial dan segenap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dalam kegiatan ini diharapkan program penanggulangan HIV dan AIDS bisa lebih maksimal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr. dr. Asih Tri Rahcmi Nuswantari, MM mengaku senang atas lengkapnya segenap elemen masyarakat dalam evaluasi yang dilakukan KPA ini. Kedatangan para aktivis ini sangat bagus untuk bersama-sama memecahkan dan menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di Kota Malang.

“Semoga apa yang kita lakukan ini bisa semakin banyak membawa manfaat di Kota Malang, semoga para aktivis tidak pernah lelah untuk terus bersama-sama menyadarkan masyarakat,” terang Asih.

Asih menyebutkan penyebaran HIV dan AIDS sudah seperti fenomena gunung es yang kecil di permukaan namun besar didalamnya. Karena itu butuh kerja keras semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS secara terprogram dan tepat sehingga bisa menyelamatkan generasi penerus bangsa ini.

Salah satu anggota KPA, Yoyok, mengakui dengan ditutupnya lokalisasi Doli di Surabaya diprediksi akan berpengaruh pula ke Kota Malang. Sebab untuk bisa mencari nafkah bukan tidak mungkin para penghuni eks lokalisasi Doli akan menyerbu ke Kota Malang.

“Selama ini banyak temuan adanya PSK (Pekerja Seks Komersial, red) di Doli yang berasal dari Malang dan Blitar, bukan tidak mungkin saat Doli di tutup mereka ke Kota Malang. Kenyataan ini harus diantisipasi,” terang Yoyok.

Diakui Yoyok meski di Kota Malang tidak ada lokalisasi, ini justru lebih mengkhawatirkan sebab alumni Doli bisa saja menjadi PSK jalanan di Kota Malang. Ini lebih berbahaya sebab dengan berada di jalanan kondisinya justru semakin tidak bisa dipantau sehingga sangat rawan terjadi penularan HIV dan AIDS. (cah/yof)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2014/03/bersama-sama-tekan-penyebaran-hiv-dan-aids-di-kota-malang/#ixzz2vsC5LnK2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *