99 hari kerja pasangan Walikota Sutiaji dan Wakil Walikota Sofyan Edi Jarwoko, menjadi energi gerak mewujudkan visi kota Malang Bermartabat.
Setelah monitor data kemiskinan, melakukan rekayasa lalin pada titik kemacetan, kembali duet kepemimpinan ini bersama Dandim Nurul Yakin dan Kapolres Malang Kota Asfuri, melakukan sidak atas tempat hiburan karaoke dan cafe pada sabtu malang jelang dini hari (29/9 ’18).
“Ini tidak lepas dari keprihatinan kami berdua, juga Forpimda dan tokoh masyarakat serta tokoh agama atas laporan warga terhadap perebakan minuman beralkohol yang tidak sesuai dengan perijinannya, makanya dalam gerak 99 hari kerjanya, kita lakukan sidak dan monitoring secara langsung, “info Sutiaji, Walikota Malang.
Didampingi Sekkota Wasto, Kasatpol PP Priyadi dan Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah, Ade Herawanto serta bagian Humas, unsur PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), jajaran Polresta dan Kodim, sidak menyasar karaoke Doremi, karaoke Next dan Cafe Loading. “Ini sampling dan bertepatan 3 (tiga) lokasi tersebut yang disasar. Tidak menutup kemungkinan sewaktu waktu akan disasar tempat tempat hiburan yang lainnya, “imbuh Ustadz Sutiaji, demikian warga kota Malang biasa menyapa Walikota Malang.
Dari 3 (tiga) sasaran, satu tempat usaha Loading Cafe ditemukan melakukan pelanggaran atas Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Pelarangan Penjualan Minuman Beralkohol. “Kita tindak, kita B.A.P dan kita sita minolnya karena tidak sesuai dengan perijinannya. Karena harusnya hanya punya ijin untuk menjual dilokasi usaha untuk Golongan A (kadar 1 – 5 persen), tapi yang bersangkutan menjual produk dengan Golongan B (kadar 5 – 20 persen). Ini jelas jelas melanggar, karenanya kita tindak, “tegas Sutiaji.
“Asal usul muara dari semua masalah sosial (red.kriminalitas), salah satunya dari minuman keras. Karenanya dalam Perda juga menegaskan pembelian minol hanya untuk dikonsumsi di tempat (dilokalisir), faktanya banyak yang dilanggar (dikonsumsi keluar). Oleh karenanya, semua pengajuan ijin (baru) minol di Kota Malang sementara dimoratorium terlebih dahulu, “tambahnya.
Kepala Satpol Kota Malang Priyadi menambahkan, pengelola tempat hiburan malam yang terkena razia untuk segera menyelasikan permasalahannya. “Besok senin (01/10) menghadap ke kantor Satpol PP, guna menyelesaikan pelanggarannya ini. Pengelola itu patut diduga melanggar Perda no 5 tahun 2006 tentang pengawasan, pengendalian, serta pelarangan penjualan minuman beralkohol/miras, “ujarKasatpol.
Sidak selain menyasar terkait perijinan minol juga mencermati aspek perpajakannya. Kepala BP2D Kota Malang Ade Herawanto menegaskan pentingnya Wajib Pajak (WP) mengikuti program pajak online atau e-tax. “Dihimbau agar kafe/karaoke/resto segera ikut program pajak online alias e-tax supaya petugas pajak tidak turun sidak seperti ini yang akan membuat kurang nyaman. Karena kalau sudah ikut program e-tax maka pmbayaran pajak sudah bisa langsung kami pantau tanpa harus turun ke lapangan. Jika beralaaan tidak punya komputer atau software yang kompatible maupun modem atau tapping box maka Pemkot sudah menyediakan dengan sistem pinjam pakai perangkat yang dibutuhkan melalui BP2D” terang Sam Ade panggilan Akrabnya. (EM)